Pentingnya Konfigurasi Hardware dan Software Optimal di Dunia Perbankan

Digitalisasi di dunia perbankan ditandai dengan munculnya beragam fitur baru, membuat beban komputasi makin berat dan kompleks. Equnix Weekly Tech Talk (EWTT) 2022 menjelaskan konfigurasi paling tepat dan efisien untuk menangani hal tersebut.
Upaya transformasi digital perusahaan perbankan dan finansial saat ini sedang meningkat pesat. Bank Indonesia memperkirakan, pada 2022, penggunaan sistem perbankan digital (digital banking) akan meningkat menjadi Rp48,6 ribu triliun dari Rp40 ribu triliun pada tahun 2021.

Sementara itu, penggunaan uang elektronik berpotensi naik hingga Rp337 triliun dari Rp289 triliun tahun lalu. Industri e-commerce juga diperkirakan mencatatkan peningkatan 7,5% secara year-on-year/yoy menjadi Rp530 triliun tahun ini.


Hal itu ditegaskan oleh Julyanto Sutandang, CEO PT. Equnix Business Solutions saat berbicara pada program Equnix Weekly Tech Talk (EWTT) 2022 yang diadakan secara virtual pada Rabu, 1 Juni 2022, dengan tema "Konfigurasi Hardware untuk PostgreSQL di Lingkungan Perbankan".

Tentunya, peningkatan ini harus dibarengi dengan kesiapan infrastruktur perbankan yang mumpuni, yang bisa menangani begitu banyak transaksi para pengguna layanannya. Salah sedikit saja, pelanggan bisa protes keras menganggap layanan buruk dan dengan mudah beralih ke layanan lain.

"Para pengguna aplikasi baik mbanking, internet banking, SMS Banking ataupun layanan terkait bank lainnya, tidak akan mengerti apa yang terjadi di balik layar. Jika terjadi performa yang kurang baik disebabkan oleh salah konfigurasi baik software maupun hardware, tentunya akan menyebabkan ketidakpuasan pelanggan," kata Julyanto.

Performa hardware dan software
Hal paling utama yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan performa adalah bagaimana database itu berjalan dengan baik. Database menuntut concurrency, consistency dan integrity yang sangat tinggi. Dalam mengikuti kaidah atomicity, consistency, isolation, durability (ACID), ada mekanisme yang dibutuhkan yaitu mekanisme locking.

"Sama halnya seperti orang mengantre di toilet, orang yang didalam toilet harus mengantre agar tidak dapat diakses oleh orang lain. Pada database juga membutuhkan hal yang sama yaitu adanya switch on dan off pada perintah yang akan masuk supaya data integrity tetap terjaga," Julyanto memberikan contoh sebagai gambaran.

Untuk melakukan locking yang baik, komponen utama dalam hardware adalah pemilihan prosesor yang baik. Julyanto menyarankan agar menggunakan hardware yang memang terpercaya dan terbaik guna memaksimalkan performansi, misalnya AMD EPYC.

Saat ini AMD adalah market leader di industri prosesor komputer. Prosesor AMD sudah dibekali dengan teknologi tinggi sehingga mampu menangani kecanggihan sekaligus fleksibilitas PostgreSQL yang mampu menangani kompleksnya data dalam jumlah besar.

"Kami sangat senang bahwa prosesor AMD EPYC dan akselerator daya AMD Instinct menjadi yang tercepat, paling hemat daya, supercompiter pertama yang mampu mendobrak batasan," ujar Forres Norod, Senior Vice Presidnet and general Manager, Data Center Solutions Group, AMD beberapa waktu lalu melalui keterangan resminya.

Perpaduan hardware dan software
Kombinasi yang tepat pada hardware dan software akan menentukan performa sesuai keinginan. "Untuk bisnis perbankan diperlukan database yang mampu menangani kebutuhan seperti transaksi, serta berbagai macam aplikasi lainnya," jelas Julyanto.

Dengan kombinasi hardware yang tepat maka keuntungan menggunakan open source bisa berlipat karena optimalisasi bisa dilakukan dengan nyaman, tanpa harus mengeluarkan tambahan biaya. "Dengan menggunakan solusi open source kita bisa tahu lebih detil beban hardware secara terukur sehingga kinerjanya bisa optimal," terang Dosen Universitas Gunadarma I Made Wiryana yang hadir sebagai panelis.

Sependapat dengan Made, pemahaman akan keseimbangan hardware dan software akan menentukan optimal atau tidaknya sebuah sistem. "Hardware dan software adalah sebuah sistem yang saling terkait dan menguatkan sebagai sebuah kesatuan agar sistem itu bisa berjalan dengan optimal," ujar Julyanto.

 

 


Sumber: https://inet.detik.com/