Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyebut kecepatan internet Indonesia naik 10 kali lipat, tapi masih jauh dibandingkan negara maju seperti China. Di tahun 2014, kecepatan internet China masih 10 Mbps, namun peningkatannya sangat pesat.
"2014, kecepatan internet kita masih 2,5 Mbps. Di tahun terakhir 25 mbps average-nya, naik 10 kali lipat," ujarnya di sela acara peluncuran film dokumenter APJII di Plaza Senayan, Jumat (30/8/2024).
"Tentunya peningkatan ini signifikan tapi kita tidak perlu berpuas diri karena negara lain lebih cepat. China di tahun 2023 sudah di angka 248,92 Mbps. China meningkat 26x lipat," lanjutnya.
Menkominfo menyebut ini semata buah dari kerja sama antara pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan lainnya. Harapannya, kegiatan mendorong transformasi digital ini dapat memperkuat ekonomi dan mewujudkan Indonesia Emas.
Transformasi digital terbukti berperan dalam menyelamatkan masyarakat, khususnya di masa pandemi. Kata Budi, hal ini juga telah menjadi fokus Presiden Joko Widodo dalam pemerintahannya. Menurutnya, layanan 4G telah menjadi katalisator untuk mendorong revolusi digital yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi digital di tanah air.
"Saat peluncuran 4G LTE sembilan tahun lalu di Museum Gajah, Presiden Jokowi menyampaikan harapan revolusi digital akan mendorong revolusi ekonomi. Pernyataan tersebut terbukti benar karena perekonomian digital Indonesia tumbuh pesat, bahkan mampu bertahan dan berkembang di tengah tantangan pandemi Covid-19," jelasnya.
Mengintip data Speedtest Global Index per Juli 2024, kecepatan internet seluler Indonesia menempati peringkat ke-82. Kecepatan internet Indonesia kategori Mobile berkisar 29,05 Mbps untuk download, 13,58 Mbps untuk upload, dan latensi 24 ms.
sumber: detik.com